Archive for December 13, 2008

10 MITOS ttg ALAT BANTU DENGAR

Posted: December 13, 2008 in artikel, INFO, Tunarungu
Tags: ,
Saat ini ada banyak mitos, mitos yunani, mitos romawi, ada juga mitos lokal, nah …. Untuk pertama kalinya  sebuah situs internet yang fokus pada permasalahan pendengaran merilis 10 Mitos paling top mengenai alat bantu dengar. 

 

10 mitos tentang alat bantu dengar

 

Mitos #1          Alat bantu dengar membuat anda tampak semakin tua

Saat ini industri manufaktur alat bantu dengar telah melewati beberapa dekade proses desain, sehingga sekarang sebuah alat bantu dengar pun akan tampak seperti asesories atau biasa disebut “ear bling” – sebuah alat bantu dengar yang dengan bangga akan anda gunakan.

Ada terdapat beberapa model alat bantu dengar, anda bisa memilih model yang terpasang  didalam liang telinga (CIC-compeletly in the canal) sehingga orang yang akan melihat alat bantu dengar tersebut adalah mereka yang melihat secara langsung kedalam lubang telinga anda, (lalu untuk apa  ? )atau anda dapat memilih model yang tidak nampak, yang diletakan dibelakang telinga, seperti generasi alat bantu dengar dari Phonak dengan Micro generasinya seperti, AudeomicroSavia. Produk yang sangat menarik ini hadir dalam beberapa desain dan warna yang sangat modern. Dan sepertinya akan menjadikan konsep bahwa seperti inilah sebuah alat bantu dengar seharusnya.

Untuk mereka yang sering beraktivitas dengan menggunakan telepon selular, saat sekarang bukan halangan lagi apabila mengalami gangguna pendengaran. Bayangkan sebuah alat bantu dengar yang terlihat seperti sebuah headset Bluetooth, tetapi sebenarnya adalah sebuah alat bantu dengar, tetapi mungkin juga kedua-duanya!.. ya saat ini ada alat bantu dengar yang mampu difungsikan sebagai alat bantu dengar dan sebagai sebuah headset Bluetooth, seperti produk dari Oticon Epoq. Alat bantu dengar ini mampu secara nirkabel menghubungkan anda dengan telepon seluler yang berfasilitaskan Bluetooth, komputer, MP3 player dan PDA.

Sekali lagi ini adalah pilihan anda, alat bantu dengar yang tersembunyi atau yang menarik perhatian. yang menarik pun dengan warna cerah dan modern akan tampak semakin cantik dan semakin modis.

 

Mitos #2          Alat bantu dengar selalu berdenging dan bising

Ini adalah sebuah anggapan yang sudah sangat lama beredar

Mitos ini benar, tapi tunggu dulu…. Itu jaman dulu ketika sebuah alat bantu dengar tersusun dari kabel dan perangkat yang besar…. Tapi ayolah… sekarang jaman digital…., tidakkah terpikirkan oleh kita bahwa problem berdenging dan kebisingan bisa diatasi dengan sedikit pengetahuan tentang akustik.

Sebagian besar alat bantu dengar digital programmable sudah terfasilitasi dengan automatic feedback reduction (reduksi feedback secara otomatis) dan fitur otomatis yang lain. Mereka yang bergerak dalam industri manufaktur komputer untuk telinga ini menjejalinya dengan begitu banyak teknologi dan fitur dalam sebuah package yang sangat kecil.

 

Mitos #3          Suara saya sendiri terdengar lucu saat menggunakan alat bantu dengar

Cobalah tutup tellinga anda menggunakan jari dan suara anda akan terdengar berbeda. Nah… karena itulah kenapa sseorang akan terkejut saat pertama kali mendengar rekaman suara mereka sendiri. Bahkan mungkin terucap “wah… saya kok merasa tidak bersuara seperti itu yah…..!”

tapi percayalah begitulah kita bersuara, karena telinga kita memberikan sensasi yang berbeda dari alat bantu dengar, Ini disebut occlusion effect (efek telinga tertutup)

Oleh karena itu untuk mengurangi sensasi dari telinga yang tertutup tadi, berkembang  metode pemasasangan alat bantu dengar yang disebut “open fit”.

 

Mitos #4          Anda harus selalu membeli baterai  dan harganya mahal

Sebuah mitos mengenai alat bantu dengar yang sudah timbul dari beberapa generasi yang lalu.

Dunia bisnis alat bantu dengar sangatlah kompetitif, sehingga para manufaktur alat bantu dengar selalu bekerja keras untuk selalu menghadirkan sesuatu yang baru baik dari fitur, kualitas suara, dan kenyamanan  pemakaian.

Ya… tentu saja anda masih  mendapatkan alat bantu dengar yang ditenagai oleh baterai saat ini, masih normal saja untuk saat ini. Baterai pun saat ini juga tidaklah terlalu mahal dan sumber power mini ini juga telah didesain untuk mudah dalam penggunaan, dan juga tentu saja lebih tahan lama karena teknologi digital yang dibenamkan di alat bantu dengar sekarang, tidak memerlukan sumber energi yang besar.

Andapun bisa mengurangi kebutuhan  penggunaan baterai dengan baterai model isi ulang, atau alat bantu dengar yang sudah terintegrasi dengan baterai isi ulang. Inipun sangat mudah dalam penggunaan, cukup tancapkan sepanjang malam saat anda tidur, dan anda akan siap menggunakannya satu hari penuh . Saat ini masih sangat sedikit alat bantu dengar seperti ini, satu yang saat ini tersedia tipe Pulse dari GN Resound. Alat ini menawarkan kemudahan dalam pengisian ulang, bahkan bisa diisi ulang dari  rongga USB computer anda.

Kebutuhan membeli baterai bagi beberapa orang sangatlah menganggu, dan bagi anda yang termasuk didalamnya. Cobalah yang rechargeable – Go Green dan rasakan kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan

 

 

Mitos #5          Anda tidak akan bisa berolahraga dengan alat bantu dengar

Orang dengan yang berpendapat seperti ini biasanya mereka yang mengeluh mengenai suara angin yang terdengar melalui alat bantu dengar. Sebagai gambaran karena jika anda mengeraskan sesuatu disekeliling anda, makan tentu saja anda akan mendengar suara angin seperti sebuah badai yang sangat besar.

Oleh karena itu, alat bantu dengar jaman sekarang sudah bisa terprogram untuk mendeteksi angin dan mengurangi efek yang ditimbulkannya secara elektronik, contoh WindBlock systemdari Phonak, walaupun ada juga yang menggunakan trik pada desain dan struktur pendukung pada alat bantu dengar tersebut.

Atau mungkin juga timbul kekhawatiran alat bantu dengar tersebut akan terkena benturan, teknologi Shock Resistance pun sekarang sudah hadir di dalam desain kontruksi alat bantu dengar.

 

Mitos #6          Alat bantu dengar tidak boleh terkena air

Ini sangat menarik dan masuk dalam daftar pertanyaan yang sering ditanyakan didalam perawatan sebuah alat bantu dengar

Ya.. tentu saja anda tidak akan bermaksud memasukan alat bantu dengar anda kedalam cucian piring kan?

Tetapi jangan khawatir anda sekarang sudah bisa mendapati alat bantu dengar yang mampu bertahan menghadapi kelembapan ataupun cairan (splash – percikan). Nah…. Apabila anda termasuk  dalam kondisi orang yang berkeringat sangat banyak dalam aktivitas keseharian anda atau aktivitas anda sering bersentuhan dengan kelembapan,  jangan khawatir  teknologi konstruksi pada casing alat bantu dengar mampu menahannya. Sedikit kelembapan tidak akan membuat alat bantu dengar anda rusak.

seperti beberapa produk dari Siemens dengan Centra Active, Phonak dengan seri Naida, atauSonic Innovations dengan Ion 2000

 

Myth #7           Alat bantu dengar harus selalu di-adjustment

Satu lagi mitos tua yang sampai sekarang masih sering terdengar

alat bantu dengar jaman sekarang sudah menghadirkan beberapa kemudahan yang bersifat otomatis, sehingga andapun tidak perlu untuk terlalu sering menyesuaikan volume pada alat bantu dengar anda, saat anda mengalami perubahan dalam suasana mendengar anda. Dengan kehadiran teknologi digital pada alat bantu dengar akan mempermudah para manufaktur  alat bantu dengar untuk membuat sistem yang akan mendeteksi perubahan suara dan akan menyesuaikan secara otomatis.

Mitos #8          Alat bantu dengar hanyalah sebuah amplifier


alat bantu dengar jaman sekarang sudah sangat sedemikian maju, sebuah kemajuan teknologi yang terdiri dari beberapa fitur yang dijejalkan dalam package yang sangat kecil. Apalagi saat ini fitur otomatis di alat bantu dengar sudah sangat umum sekali. Yang pada intinya adalah tidak hanya mengeraskan suara saja, tetapi juga menciptakan kondisi suara yang mendekati kondisi alami dan itu berarti pengerasan suara yang sangat selektif berdasarkan dari penyesuaian program dari alat bantu dengar itu sendiri serta kesesuaian dengan setting yang bersifat sangat personal

Banyak dari alat bantu dengar yang masuk dalam kelas premium, menggunakan teknologi yang disebut Data-Logging. Sistem ini akan mencatat (log) kebiasaan, termasuk switching program,  dan penggunaan fitur  dari seorang pengguna alat bantu dengar secara individual.

Dengan sistem ini memudahkan bagi seorang pemasang alat bantu dengar mendeskripsikan kebutuhan user dan melakukan  perubahan berdasarkan catatan yang dibuat oleh sistem yang disebut Data-Logging.

Jadi alat bantu dengar tidak hanya mengeraskan suara, tetapi juga berusaha menciptakan suara yang natural, nyaman dan menciptakan sebuah pengalaman mendengar yang “organik” serta individual.

 

Mitos #9          Alat bantu dengar sangat mahal

Fakta adalah alat bantu dengar tidaklah murah. Tetapi semua itu hanya berdasar pada apa yang kita butuhkan bukan?  anda tidak akan membeli Sebuah mobil Porsche seharga Rp. 1 milyar hanya untuk jalan jalan disekitar kompleks perumahan dengan sikecil pada pagi hari kan? Mungkin cukup dengan sebuah skubek otomatis dengan harga Rp. 11 jutaan……

alat bantu dengar juga akan sama seperti itu, semua disesuaikan dengan kebutuhan, dari mulai ukuran, teknologi, dan beberapa fitur yang tentu saja akan mempengaruhi biaya.

Anda bisa membeli alat bantu dengar mulai dari Rp. 1 jutaan, sampai dengan Rp. 50 jutaan (perkiraan harga di indonesia) disesuaikan dengan jenis, teknologi, dan fitur serta kesesuaian dengan kebutuhan. Dan ingat bahwa teknologi akan semakin murah setiap berkembangnya waktu.

Jika anda berkonsultasi dengan pihak pemasang alat bantu dengar, anda akan menemukan berbagai macam gambaran dari mulai fitur sampai dengan harga yang tersedia,

dan faktanya adalah, anda akan mendapatkan kembali  potongan “kualitas hidup” anda yang sempat hilang, dengan menyisihkan sebagian dana anda untuk membeli alat bantu dengar.

satu hal yang pasti yang harus anda ingat, membeli alat bantu dengar, tidaklah hanya membeli mesin atau unit-nya saja, tetapi anda juga termasuk membeli after sales services -nya, garansi-nya, maintenance unit –nya dan Human skill pemasang alat bantu dengar tersebut.

Mitos #10        Alat bantu dengar tidak bisa membantu saya

Apabila anda masih mempercayai mitos ini,

Mana yang lebih baik memakai alat bantu dengar dengan kondisi pendengaran yang membaik atau menempelkan telinga anda dekat TV agar bisa mendengar apabila sedang mendengar berita di TV?

Dan apabila anda merasa sering bertanya “apa?” lebih dari satu kali per hari, cobalah kunjungi sentra pelayanan pendengaran terdekat, lakukan tes pendengaran, konsultasikan kondisi anda, serta dapatkan alat bantu dengar yang sesuai, lalu pasanglah alat bantu dengar tersebut dan rasakan…..    anda akan kembali ke kehidupan mendengar anda seperti yang sudah – sudah, tentu saja dengan sedikit membutuhkan proses adaptasi.

Sumber: www.ayomendengar.com

Di buku “A Practical Guide to Quality Interaction With Children Who Hava a Hearin Loss” karangan Morag Clark, banyak sekali hal yang harus dilakukan buat meningkatkan kemampuan mendengar anak paska pemasangan ABD.

Beberapa hal yang harus tidak dilakukan setelah pemasangan ABD

  • Melebih-lebihkan bentuk mulut kita pada saat berbicara kepada anak, jika dilakukan anak akan lebih berkonsentrasi melihat bentuk mulut kita daripada mengoptimalkan sisa pendengarannya. Berbicara secara normal dengan menggunakan penekanan pada setiap katanya, dan juga berirama serta tidak terlalu cepat dalam pengucapannya.
  • Ekspresi pada wajah yang berlebihan
  • Menyengaja agar anak melihat bentuk bibir kita pada saat berbicara daripada menggunakan pendengarannya.
  • Menepuk atau menyetuh anak daripada memanggil namanya. Panggillah nama anak dari jarak yang dekat telinga untuk permulaan, jika dalam 2-3 tidak ada respon dia menoleh maka sentuhlah dia sambil menyebutkan namanya. Untuk mengajarkan kepada dia bahwa suara yang dia dengar tadi adalah untuk memanggil namanya.
  • Menggunakan bahasa tubuh yang dibuat-buat atau menggunakan bahasa isyarat. Anak akan merasa senang menggunakan bahasa isyarat karena cenderung lebih mudah dan tidak memerlukan konsentarsi yang penuh dalam memahami bahasa.

Sedikit demi sedikit dihindarkan untuk lebih mengembangkan kesadaran akan mendengar bagi anak.

Keikutsertaan orangtua dan profesional melihat perkembangan bicara anak setelah mereka belajar mendengar. Ada banyak faktor untuk mengembangkan kemampuan dengar anak.

  • Manajemen anak

anak dengan kebiasaan tak terkendali biasa tidak menggunakan sisa pendengarannya secara maksimal. Orangtua tidak menuruti anak dan harus menekankan kepada orangtua agar anak berusaha menggunakan pendengarannya.

  • Posisi

Orangtua harus menyadari jarak speaker dari sumber suara akan mempengaruhi pendengaran anak. Orangtua dianjurkan pada awal belajar mendengar untuk terus melakukan proses belajar mendengar pada saat berinteraksi sehari-hari secara natural.

  • Kondisi ABD

ada beberapa hal yang harus setiap hari dilakukan: Mengecek baterai, Memeriksa ear molds karena ear molds yang tidak pas akan membuat anak tidak nyaman dalam mendengar.

  • Menghindarkan suara yang mengganggu

Walaupun pada keadaan normal terdapat berbagai macam bunyi disekitar tetapi pada saat anak belajar mendengar usahakan suasana diruangan belajar nyaman dan tidak terdapat suara yang mengganggu.

  • Memberikan dukungan kepada anak untuk mendengar untuk pengembangangan bahasanya

Mengajarkan anak yang masih kecil dengan suara-suara binatang akan membantu dan anakpun senang melakukanya, serta bunyi kendaraan misalnya : aaaaa untuk pesawat terbang. pada kehidupan sehari-hari banyak hal menarik yang bisa dipakai untuk belajar mendengar.

  • Menghindari tes yang berlebihan

Orangtua sangat senang sekali jika anaknya dapat mendengar dan menoleh jika namanya dipanggil. Janganlah sering memanggil namanya untuk sekedar mengetes saja. Perlu diingat anak normalpun seringkali tidak memperhatikan bunyi pada sekitarnya pada saat mereka sedang melakukan aktivitas yang menyenangkan.

  • Melihat atau tanda petunjuk

Pada proses belajat mendengar, orangtua belajar untuk menghindari memberikan petunjuk secara visual yang tidak diperlukan, pada saat bersamaan selama berinteraksi anak melihat secara natural pada saat orang berbicara. Dalam hal ini anak menggabungkan mendengar dan melihat pada keadaan berinteraksi. Sama dengan anak normal

  • Mendengar sebagai dasar keterampilan berbicara

Pada saat anak mendengar, diawal kemampuan mendengar adalah mendeteksi adanya bunyi, setelah itu pada tahap selanjutnya membedakan bunyi dari jenis bunyi serta arah sumber bunyi, dan mengidentifikasikan bunyi bisa menunjukkan bunyi apakah yang anak dengar hingga memahami arti dari bunyi yang didengar menjadi sebuah bahasa.

Beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua dan anak di rumah setelah pemasangan ABD. Masih banyak hal yang bisa dipelajari dari buku Morag Clark yang akan coba disampaikan disini tetapi dengan berbagai keterbatasan yang ada.

Sumber: http://rozarumaisho.wordpress.com/